Prediksi Bank Dunia Soal Ekonomi Indonesia
World Bank atau Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia tahun ini hanya tumbuh 4,8 persen year on year (yoy) atau sedikit turun 0,5 persen dibandingkan perkiraan pertumbuhan ekonomi edisi Juni tahun lalu sebesar 5,3 persen.
Meski demikian, ekonomi Indonesia di tahun ini masih cukup solid, karena perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun ini juga tidak lebih parah dibandingkan negara lain di kawasan seperti Tiongkok 4,8 persen dan Thailand sebesar 3,6 persen.
Bahkan, pertumbuhan ekonomi di Malaysia, Filipina, dan Vietnam diperkirakan akan melambat karena pertumbuhan ekspor ke pasar-pasar utama melambat. Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan sebesar 4,0 persen di Malaysia, 5,4 persen di Filipina, dan 6,3 persen di Vietnam.
“Di Indonesia, PDB diproyeksikan tumbuh rata-rata sebesar 4,9 persen pada tahun 2023-2024, hanya sedikit lebih lambat dari tahun 2022, yang mencerminkan pelemahan namun tetap kuatnya pengeluaran swasta,” tulis Bank Dunia laporan dalam laporan Global Economic Prospect Edisi Januari, Rabu (11/1/2023).
Bank Dunia menyebut setelah pemulihan ekonomi Indonesia yang kuat untuk sisi kepercayaan bisnis diperkirakan akan tetap solid dengan latar belakang fundamental ekonomi makro yang sehat dan reformasi struktural momentum implementasi, termasuk dalam kebijakan dan administrasi perpajakan.
“Berbagai proyeksi ini dilatarbelakangi pada beberapa risiko penurunan, termasuk kemungkinan gangguan baru terkait pandemi, tekanan sektor real estate yang lebih berkepanjangan di Tiongkok, pengetatan kondisi keuangan global yang lebih tajam,” tambah laporan tersebut.
Lebih lanjut, faktor pelemahan ekonomi global juga menyebabkan kinerja ekonomi dunia melambat. Kondisi tersebut, disertai dengan perubahan ikim yang mengganggu yang lebih sering.
Terakhir, masih berlanjutnya perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan, dan meningkatnya ketidakpastian geopolitik juga menambah beban perekonomian global.
“Faktor ini dapat semakin mengurangi kepercayaan bisnis dan konsumen secara global dan menyebabkan perlambatan yang lebih tajam daripada yang diproyeksikan dalam pertumbuhan ekspor kawasan,” tutup laporan tersebut.