Cara Investor Tahu Laba Bersih Emiten
Cara investor mengetahui laba bersih emiten sebenarnya gampang banget, asal tahu ke mana harus lihat. Nah, berikut ini panduan singkat dan simpel buat kamu:
💡 Gimana Cara Investor Tahu Laba Bersih Emiten?
1. Lihat Laporan Keuangan Resmi Emiten
Laba bersih biasanya tercantum di laporan laba rugi (income statement) emiten. Ini bagian dari laporan keuangan yang wajib dirilis setiap kuartal (3 bulan sekali) dan tahunan.
📌 Pos yang harus dicari:
Biasanya tertulis sebagai:
- “Laba Bersih Tahun Berjalan”
- “Net Profit”
- Atau “Net Income” (kalau laporan pakai bahasa Inggris)
2. Cek di Website Resmi Bursa Efek Indonesia (BEI)
Langkah-langkahnya:
- Kunjungi https://www.idx.co.id
- Pilih menu Perusahaan Tercatat → Laporan Keuangan dan Tahunan
- Cari kode saham emiten (misalnya: BBCA, TLKM, UNVR, dll)
- Pilih laporan keuangan terbaru (triwulan atau tahunan)
- Buka file PDF-nya → lihat bagian laporan laba rugi
3. Gunakan Aplikasi/Platform Saham
Kalau mau lebih cepat dan ringkas, bisa pakai aplikasi seperti:
- RTI Business
- Stockbit
- Investing.com
- IPOT
- MOST by Mandiri Sekuritas
- Ajaib
- Dll.
📌 Di aplikasi tersebut, kamu cukup:
- Cari kode sahamnya
- Masuk ke menu “Financials” atau “Fundamental”
- Lalu langsung terlihat angka laba bersih (net profit) per kuartal atau tahunan.
4. Cek di Website Resmi Perusahaan (Emiten)
Setiap perusahaan publik wajib punya website yang memuat laporan keuangannya.
Contoh:
- Untuk BBCA: https://www.bca.co.id → bagian Investor Relations
- Cari menu “Laporan Keuangan” atau “Financial Statements”
5. Gunakan Data Agregator Finansial
Kalau kamu pengen sekalian bandingin antar emiten, coba buka situs seperti:
- https://www.kontan.co.id
- https://www.cnbcindonesia.com/market
- https://id.investing.com
- https://www.sahamok.net
Biasanya mereka punya data rekap laba bersih, PER, EPS, dan lainnya.
🧠Tips Tambahan:
- Perhatikan apakah laba bersih naik, turun, atau stagnan dari waktu ke waktu.
- Jangan cuma lihat angkanya, tapi juga bandingkan dengan tahun sebelumnya.
- Hati-hati juga dengan laba non-operasional (misalnya dari penjualan aset), karena itu bukan dari bisnis inti.