SEJARAH KRISIS KEUANGAN 2008
Krisis ekonomi global tahun 2008, yang juga dikenal sebagai Krisis Keuangan 2008, adalah salah satu krisis keuangan dan ekonomi terparah yang terjadi sejak Depresi Besar tahun 1930. Krisis ini memiliki dampak yang signifikan pada perekonomian global dan memicu serangkaian peristiwa yang memengaruhi banyak negara di seluruh dunia. Berikut adalah sejarah krisis ekonomi 2008:
Latar Belakang: Pada dasarnya, krisis ini bermula dari gelembung perumahan di Amerika Serikat yang berkembang sepanjang dekade 2000-an. Faktor utama yang berkontribusi terhadap krisis ini adalah:
- Gelembung Perumahan: Harga properti di AS naik secara dramatis selama dekade tersebut. Bank-bank memberikan hipotek kepada banyak peminjam, termasuk yang memiliki risiko kredit tinggi (subprime), untuk membiayai pembelian rumah.
- Pasar Hipotek Subprime: Bank-bank dan lembaga keuangan mulai menjual sekuritas berbasis hipotek subprime kepada investor global. Ini menghasilkan distribusi risiko hipotek yang buruk.
- Akar Sejarah Kebijakan: Beberapa faktor kebijakan, seperti kebijakan Federal Reserve yang menurunkan suku bunga dan peraturan yang mengendurkan pengawasan, juga berkontribusi terhadap kondisi yang memungkinkan gelembung perumahan tumbuh.
Peristiwa Utama:
- Penurunan Harga Perumahan: Pada tahun 2007, harga perumahan mulai merosot, dan banyak peminjam hipotek subprime kesulitan membayar pinjaman mereka.
- Kebangkrutan Lehman Brothers (September 2008):
- Pada 15 September 2008, Lehman Brothers, salah satu bank investasi terbesar di dunia, mengumumkan kebangkrutan besar-besaran. Ini memicu kepanikan di pasar keuangan global karena investor khawatir tentang kesehatan lembaga keuangan lainnya.
- Respon Pemerintah:
- Pemerintah AS merespons krisis dengan berbagai upaya, termasuk penyelamatan finansial lembaga-lembaga keuangan besar, stimulus ekonomi, dan intervensi bank sentral.
Dampak Global: Krisis ini tidak hanya memengaruhi AS, tetapi juga menyebar ke seluruh dunia. Beberapa dampak global yang signifikan termasuk:
- Resesi Global: Banyak negara mengalami resesi ekonomi akibat ketidakstabilan pasar keuangan global.
- Krisis Utang Eropa: Krisis utang muncul di beberapa negara Eropa, seperti Yunani, Spanyol, dan Italia, yang berdampak pada stabilitas euro.
- Kerusakan pada Industri Keuangan: Banyak bank dan lembaga keuangan mengalami kerugian besar dan kebangkrutan.
- Ketidakpastian Ekonomi: Krisis ini menciptakan tingkat ketidakpastian yang tinggi di seluruh dunia, mempengaruhi investasi, lapangan kerja, dan kepercayaan konsumen.
- Reformasi Peraturan Keuangan: Krisis ini memicu reformasi peraturan keuangan di banyak negara, termasuk di AS dengan Dodd-Frank Wall Street Reform and Consumer Protection Act.
Krisis ekonomi global 2008 adalah peristiwa penting dalam sejarah keuangan modern dan menjadi pelajaran tentang pentingnya pengawasan keuangan dan manajemen risiko dalam perekonomian global.