RISIKO NABUNG DI BANK
Menabung di bank umumnya dianggap aman, tetapi tetap memiliki beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan:
- Risiko Inflasi
Bunga tabungan sering lebih rendah dari laju inflasi, sehingga nilai riil uang bisa menurun seiring waktu. Ini berarti daya beli dana yang ditabung bisa berkurang karena harga barang dan jasa naik.
- Biaya Administrasi
Bank biasanya mengenakan biaya administrasi bulanan, yang dapat mengurangi saldo tabungan, terutama pada rekening dengan saldo kecil atau bunga rendah.
- Risiko Likuidasi Bank
Meskipun jarang, bank bisa mengalami likuidasi atau kebangkrutan. Di Indonesia, simpanan nasabah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga Rp2 miliar, tetapi hanya jika memenuhi syarat (seperti bunga yang tidak melebihi tingkat yang ditetapkan LPS).
- Keterbatasan Imbal Hasil
Menabung di bank menghasilkan imbal hasil yang relatif rendah dibandingkan dengan investasi lain, sehingga mungkin tidak ideal untuk mereka yang ingin mengembangkan dana lebih cepat.
- Risiko Teknologi dan Keamanan Siber
Bank rentan terhadap ancaman keamanan siber, seperti peretasan atau pencurian data nasabah, yang bisa memengaruhi keamanan rekening.
Cara Mengurangi Risiko
Memilih bank yang terpercaya dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Mengetahui ketentuan penjaminan LPS, sehingga dana yang disimpan tetap memenuhi syarat jaminan.
Mempertimbangkan diversifikasi dengan membagi dana antara tabungan dan instrumen investasi yang lebih berisiko untuk jangka panjang.
Menabung di bank adalah pilihan baik untuk dana darurat atau jangka pendek, tetapi penting untuk memahami risiko ini dan mempertimbangkan cara mengelolanya.