Resmi Melantai, Ini Prospek Teknologi Karya Digital Nusa (TRON) yang Perlu Diketahui

Last modified date

PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk (TRON) secara resmi bakal mencatatkan sahamnya (listing) secara perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada hari ini (Rabu, 8/2/2023).

Proses ini menjadi puncak atas rangkaian tahapan atas Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO) yang digelar oleh perusahaan penyedia solusi sistem informasi berbasis telematika dan internet of things (IoT) ini.

Sebanyak 750.000.000 saham biasa, ditawarkan ke publik lewat IPO ini, dengan harga perdana sebesar Rp180 per saham. Dengan demikian, dari keseluruhan proses IPO TRON bakal mengantongi dana hingga Rp135 miliar.

Jumlah saham yang dilepas tersebut setara dengan 25,42 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh pasca pelaksanaan IPO.

Berdasarkan sistem e-IPO, selama masa penawaran umum yang digelat tanggal 2 hingga 6 Maret 2023 lalu, perseroan mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) sekitar 27,29 kali.

Ramainya pelaku pasar yang berminat terhadap saham TRON datang dari 34 provinsi di seluruh Indonesia dan 6 negara di dunia, di antaranya China, Italia, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan, dan Malaysia.

“Kondisi kelebihan permintaan merupakan salah satu bentuk kepercayaan investor terhadap kondisi perseroan, serta keyakinan atas potensi pertumbuhan bisnis perusahaan di masa mendatang,” ujar Presiden Direktur TKDN, David Santoso, dalam keterangan resminya, Selasa (7/2/2023).

Tingginya kepercayaan investor tersebut, menurut David memang sangat beralasan dan sejalan dengan prospek bisnis yang dimiliki TRON sejauh ini.

Menurut David, pihaknya memiliki prospek bisnis untuk mengembangkan lini B2B dengan mengeksplorasi potensi bekerjasama dengan dominant player di industri logistik.
Dengan semakin besarnya transaksi pembelian barang secara e-commerce, tentunya juga berdampak pada membesarnya market pada industri logistik.

Prospek usaha lain adalah pengembangan teknologi untuk masyarakat luas yang bersifat B2C (business to consumer). Salah satu yang tengah direncanakan adalah sistem kartu untuk universal payment yang tidak terikat kepada bank tertentu dan bersifat universal.

“Dengan semakin banyaknya para commuter, penggunaan system universal payment ini menjadi sangat dibutuhkan dan akan sangat memudahkan masyarakat dalam menggunakan berbagai moda transportasi,” tutur David.

Secara kinerja, pendapatan PT TKDN per November 2022 mencapai Rp84,04 miliar, melesat 216 persen dari November 2021 sebesar Rp26,59 miliar. Sedangkan laba bersih Rp13,40 miliar, naik signifikan 198 persen dari November sebelumnya Rp4,50 miliar.

Aset tercatat sebesar Rp83,37 miliar, bertambah 169 persen dari Desember 2020 sebesar Rp30,97 miliar, dengan ekuitas Rp60,18 miliar dari Desember 2020 Rp19,17 miliar.

admin