Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) Bangun RS Baru Tanpa Utang
PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) menggunakan kas internal untuk membiayai pembangunan rumah sakit selama ini. Total arus kas bersih atau net cash perseroan tercatat senilai lebih dari Rp2,4 triliun.
Direktur MIKA, Joyce V. Handajani mengatakan, dari net cash tersebut, sebagian digunakan untuk salah satu sumber belanja modal atau capital expenditure (capex). Capex dipakai untuk memenuhi pembangunan rumah sakit.
“Jadi memang capex atau pengembangan rumah sakit berasal dari internal cash position. Setiap tahun kita menargetkan 2-3 rumah sakit dengan angka yang masih ada kelebihan dana untuk capital management, yaitu adanya pembagian dividen,” ujar Joyce dalam Public Expose Live 2022, Senin (12/9/2022).
Menurut Joyce, pada saat ini secara aturan, pembagian dividen MIKA berada di atas 25% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Tertinggi 71% ini range antara 4%0-70%. Jadi ini yang selalu kami ke depankan untuk memberikan shareholder return pada pemegang saham,” katanya.
Sementara itu, Head of Investor Relations MIKA, Aditya Widjaja mengatakan, capex berhubungan dengan pembangunan rumah sakit.
“Biaya pembangunan rumah sakit beragam, butuh Rp250 miliar hingga Rp300 miliar untuk kapasitas 200 bed. Ini juga bervariasi tergantung lokasi RS tersebut,” ujar Aditya.
Adapun untuk capex investasi alat medis, porsinya sebesar Rp30-40 miliar.
Sedikit gambaran, dengan asumsi nilai pembangunan rumah sakit Rp300 miliar dan dengan net cash yang dimiliki saat ini, maka MIKA mampu membangun 8 rumah sakit tanpa harus berutang.
Akan tetapi, MIKA tentu tak akan menghabiskan net cash tersebut untuk membangun banyak rumah sakit sekaligus. Sebab, net cash sudah menjadi panduan perusahaan yang dilakukan setiap tahun, karena ketersediaan net cash ini pun terkait pembagian dividen.