Mengenal Saham Defensive: Investasi Aman di Tengah Ketidakpastian

Last modified date

Dalam dunia investasi, kondisi pasar yang tidak menentu sering kali menjadi tantangan besar bagi investor. Saat ekonomi bergejolak akibat perang dagang, inflasi, atau krisis global, harga saham banyak perusahaan bisa turun drastis. Namun, ada satu jenis saham yang cenderung lebih stabil dan tetap menarik di saat-saat sulit, yaitu saham defensive.

Apa itu saham defensive, dan bagaimana strategi terbaik untuk menggunakannya dalam portofolio Anda? Yuk, kita bahas lebih dalam!

Apa Itu Saham Defensive?

Saham defensive adalah saham dari perusahaan yang memiliki bisnis dengan permintaan stabil, tidak terpengaruh secara signifikan oleh siklus ekonomi. Saat kondisi ekonomi memburuk dan daya beli masyarakat turun, perusahaan ini tetap bisa bertahan karena produknya tetap dibutuhkan.

Berbeda dengan saham cyclical yang naik-turun tergantung kondisi ekonomi (seperti sektor otomotif dan properti), saham defensive lebih tahan banting dan memberikan perlindungan bagi investor di saat pasar bergejolak.

Ciri-Ciri Saham Defensive

Permintaan Stabil: Produk atau jasa dari perusahaan ini tetap dibutuhkan dalam kondisi ekonomi apa pun.
Pendapatan Konsisten: Perusahaan memiliki pendapatan yang relatif stabil dari tahun ke tahun.
Dividen Rutin: Banyak saham defensive dikenal sebagai dividend stocks karena rutin membagikan dividen kepada investor.
Risiko Lebih Rendah: Volatilitas harga sahamnya lebih rendah dibanding saham dari sektor lain.

Sektor-Sektor Saham Defensive

Berikut beberapa sektor yang termasuk dalam kategori saham defensive:

1. Consumer Goods (Barang Konsumsi Pokok)

Sektor ini mencakup perusahaan yang menjual kebutuhan sehari-hari seperti makanan, minuman, dan produk rumah tangga. Orang tetap membeli sabun, mie instan, atau air mineral meskipun ekonomi sedang lesu.

Contoh di Indonesia:
✅ Unilever Indonesia (UNVR)
✅ Indofood CBP (ICBP)
✅ Mayora Indah (MYOR)

2. Kesehatan (Healthcare)

Layanan kesehatan selalu dibutuhkan, baik dalam kondisi ekonomi baik maupun buruk. Saham di sektor ini termasuk perusahaan farmasi, rumah sakit, dan alat kesehatan.

Contoh di Indonesia:
✅ Kalbe Farma (KLBF)
✅ Siloam International Hospitals (SILO)

3. Telekomunikasi

Di era digital, internet dan komunikasi adalah kebutuhan utama. Operator telekomunikasi tetap mendapatkan pendapatan dari pulsa, kuota internet, dan layanan telekomunikasi lainnya meskipun daya beli masyarakat menurun.

Contoh di Indonesia:
✅ Telkom Indonesia (TLKM)
✅ Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT)

4. Utilitas (Listrik, Gas, Air)

Layanan utilitas seperti listrik dan air tetap digunakan oleh masyarakat tanpa terpengaruh kondisi ekonomi. Karena bisnisnya stabil, perusahaan di sektor ini juga sering membagikan dividen rutin.

Contoh di Indonesia:
✅ Perusahaan Gas Negara (PGAS)

Keuntungan Berinvestasi di Saham Defensive

Lebih Stabil di Tengah Krisis – Saat pasar saham turun, saham defensive cenderung tidak anjlok drastis.
Peluang Dividen yang Konsisten – Banyak saham defensive dikenal sebagai saham dividen yang rutin membagikan keuntungan kepada investor.
Lindung Nilai dari Resesi – Jika ekonomi melemah, saham ini tetap bisa bertahan dan menjadi “safe haven” bagi investor.

Strategi Investasi Saham Defensive

1️⃣ Gunakan untuk Diversifikasi
Jangan hanya memiliki saham cyclical dalam portofolio Anda. Kombinasikan dengan saham defensive agar portofolio lebih seimbang dan tahan banting saat pasar bergejolak.

2️⃣ Investasi Jangka Panjang
Karena pertumbuhannya stabil, saham defensive cocok untuk investasi jangka panjang, terutama bagi investor yang mengincar dividen.

3️⃣ Pantau Kinerja Fundamental
Meskipun cenderung stabil, bukan berarti semua saham defensive selalu menguntungkan. Tetap lakukan analisis fundamental seperti laba bersih, utang, dan dividen yield sebelum berinvestasi.


Kesimpulan

Saham defensive adalah pilihan ideal bagi investor yang ingin mengurangi risiko saat pasar sedang tidak menentu. Dengan memilih perusahaan dari sektor consumer goods, kesehatan, telekomunikasi, dan utilitas, Anda bisa mendapatkan investasi yang lebih stabil dan tetap menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang.

Meskipun tidak selalu memberikan keuntungan besar dalam waktu singkat, saham defensive bisa menjadi fondasi kuat dalam portofolio investasi Anda.

Afditya Imam