ISTILAH AVERAGING SAHAM
Istilah “averaging” dalam saham mengacu pada strategi investasi di mana investor menambah posisi pada saham yang sudah dimiliki dengan tujuan menurunkan atau menyesuaikan harga rata-rata kepemilikan mereka. Ada dua jenis averaging dalam saham:
1. Averaging Down
Strategi ini dilakukan ketika harga saham yang dimiliki turun di bawah harga beli awal. Investor kemudian membeli lebih banyak saham di harga yang lebih rendah untuk menurunkan harga rata-rata saham yang mereka miliki. Ini bertujuan agar saat harga saham kembali naik, investor bisa mendapatkan keuntungan lebih cepat karena harga rata-rata kepemilikan sudah lebih rendah.
Contoh Averaging Down:
- Investor membeli 100 saham di harga Rp 1.000 per saham.
- Harga saham kemudian turun menjadi Rp 800.
- Investor memutuskan untuk membeli 100 saham lagi di harga Rp 800.
- Harga rata-rata per saham yang dimiliki kini menjadi Rp 900, bukan lagi Rp 1.000.
Dengan strategi ini, investor berharap bahwa ketika harga saham naik di atas Rp 900, mereka akan bisa menghasilkan keuntungan lebih cepat dibanding jika mereka hanya memiliki saham dengan harga Rp 1.000.
Risiko Averaging Down:
- Jika harga saham terus turun, investor bisa terjebak dengan posisi yang lebih besar dan kerugian yang lebih besar pula.
- Strategi ini bisa berisiko jika dilakukan pada saham dengan fundamental yang buruk, karena harga saham mungkin tidak akan pulih.
2. Averaging Up
Sebaliknya, averaging up adalah strategi di mana investor menambah kepemilikan saham meskipun harga saham telah naik dari harga beli awal. Ini dilakukan untuk meningkatkan kepemilikan pada saham yang dianggap memiliki potensi pertumbuhan lebih lanjut.
Contoh Averaging Up:
- Investor membeli 100 saham di harga Rp 1.000 per saham.
- Harga saham kemudian naik menjadi Rp 1.200.
- Investor memutuskan untuk membeli 100 saham lagi di harga Rp 1.200.
- Harga rata-rata per saham yang dimiliki kini menjadi Rp 1.100.
Investor menggunakan averaging up jika mereka yakin bahwa harga saham akan terus meningkat, dan mereka ingin memaksimalkan potensi keuntungan dari kenaikan tersebut.
Risiko Averaging Up:
- Jika harga saham tiba-tiba turun setelah averaging up, investor akan menghadapi risiko kerugian dengan posisi yang lebih besar.
Kesimpulan
Averaging (baik down maupun up) adalah strategi yang bergantung pada keyakinan investor terhadap potensi jangka panjang dari saham yang dimiliki. Strategi ini bisa menguntungkan jika dilakukan pada saham dengan fundamental yang baik, tetapi berisiko jika dilakukan tanpa analisis yang tepat.