Ini Dia Jenis-Jenis Risiko Investasi Saham yang Wajib Kamu Tahu Sebelum Cuan

Last modified date

Investasi saham memang bisa jadi jalan ninja buat meraih kebebasan finansial, tapi jangan buru-buru mikir semuanya bakal mulus kayak jalan tol. Di balik potensi cuan yang menggoda, ada sederet risiko yang harus kamu waspadai biar gak “kejebak cinta buta” sama pasar modal.

Nah, biar gak cuma fokus ke profit, yuk kenalan sama jenis-jenis risiko dalam investasi saham. Karena investor cerdas itu bukan yang paling berani, tapi yang paling siap!


⚠️ 1. Risiko Pasar (Market Risk)

Ini adalah risiko paling umum dan gak bisa dihindari. Intinya, harga saham bisa naik turun karena kondisi pasar secara keseluruhan, bukan karena perusahaan itu sendiri. Misalnya:

  • Krisis ekonomi global
  • Perang atau konflik politik
  • Suku bunga naik
  • Sentimen investor negatif

Contoh nyata? Pas pandemi COVID-19, hampir semua saham jeblok, bahkan yang fundamentalnya bagus pun ikut nyungsep.


📉 2. Risiko Perusahaan (Business Risk)

Ini adalah risiko yang berkaitan langsung sama kondisi internal perusahaan yang sahamnya kamu beli. Misalnya:

  • Perusahaan rugi terus
  • Manajemen gak becus
  • Ada skandal internal
  • Produk kalah saing

Inilah kenapa kamu wajib analisis fundamental sebelum beli saham, biar gak terjebak saham gorengan yang kelihatannya doang keren.


🏦 3. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)

Pernah beli saham, tapi pas mau jual gak ada yang mau beli? Nah, itu namanya risiko likuiditas.

Saham yang sepi transaksi bisa bikin kamu nyangkut lama banget karena gak ada pembeli. Biasanya terjadi di saham lapis tiga atau yang gak populer. Jadi pastikan saham yang kamu beli punya volume transaksi yang sehat.


💱 4. Risiko Valuasi (Valuation Risk)

Risiko ini muncul saat kamu beli saham yang sudah terlalu mahal dibanding nilai wajarnya. Istilah kerennya, “overvalued”. Akibatnya? Potensi kenaikannya kecil, malah rawan koreksi.

Solusi? Belajar analisis valuasi seperti PER, PBV, dan bandingkan dengan industri sejenis.


📊 5. Risiko Volatilitas (Volatility Risk)

Saham itu kayak roller coaster. Kadang bisa naik-turun gila dalam sehari. Ini yang disebut volatilitas tinggi. Cocok buat yang jantungnya kuat, tapi bisa bikin panik investor pemula.

Jangan kaget kalau saham yang kamu pegang tiba-tiba turun 5% padahal pagi tadi masih hijau. Risiko ini sering banget bikin investor pemula panik dan malah cut loss.


🌍 6. Risiko Makroekonomi (Macro Risk)

Kondisi ekonomi makro juga ngaruh besar ke pasar saham. Beberapa contoh:

  • Inflasi tinggi = biaya operasional perusahaan naik
  • Suku bunga naik = biaya pinjaman perusahaan juga naik
  • Nilai tukar anjlok = perusahaan impor bahan baku bisa buntung

Intinya, ekonomi negara = nyawa pasar modal. Jadi update berita ekonomi itu penting!


🔐 7. Risiko Regulasi (Regulatory Risk)

Aturan pemerintah bisa banget bikin harga saham bergejolak. Misalnya:

  • Pajak saham naik
  • Larangan ekspor tertentu
  • Perubahan kebijakan sektor industri

Kalau kamu pegang saham di sektor yang terdampak regulasi, siap-siap aja harga saham bisa langsung jeblok.


🎯 Penutup: Risiko Itu Gak Bisa Dihindari, Tapi Bisa Dikelola

Investasi saham itu gak cuma soal cari cuan, tapi juga soal manajemen risiko. Jangan asal ikut-ikutan beli saham karena fear of missing out (FOMO). Pelajari dulu jenis-jenis risikonya, pahami profil risikomu sendiri, dan selalu punya strategi yang jelas.

Ingat, risiko itu bukan musuh—dia cuma pengingat biar kamu gak terlalu santai.

Afditya Imam