Cuan Rp5,06 Triliun, Laba ADMR Terbang 114 Persen

Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) mencatatkan laba bersih sebesar USD332,21 juta atau Rp5,06 triliun, melesat hingga 114,17% dari tahun 2021 yang sebesar USD155,11 juta.

Sementara itu, penjualan ADMR sepanjang tahun 2022 tercatat sebesar USD908,14 juta atau Rp13,85 triliun, naik 97,34% dari tahun sebelumnya yang sebesar USD460,17 juta.

Adapun penjualan batu bara perseroan kepada pihak berelasi tercatat sebesar USD556,42 juta atau Rp8,48 triliun.

Kemudian, penjualan batu bara kepada pihak ketiga sebesar USD349,01 juta atau Rp5,32 triliun, serta pendapatan jasa lainnya sebesar USD2,69 juta atau Rp41,14 miliar.

“Kinerja tahun 2022 yang memuaskan tercapai berkat kondisi pasar yang kondusif, yang terlihat pada kuatnya harga pada tahun ini. Kami berhasil menangkap momentum tersebut dengan meningkatkan volume dan mencapai target operasional,” kata Presiden Direktur ADMR, Christian Ariano Rachmat dalam keterangan resminya, Rabu (1/3/2023).

Volume produksi sepanjang tahun lalu naik 46% menjadi 3,37 juta ton dari sebelumnya sebesar 2,30 juta ton. Sedangkan, volume penjualan ADMR mencapai 3,2 juta ton, atau naik 39% dari 2,30 juta ton pada 2021 lalu.

Dari sisi pengeluaran, beban pokok pendapatan perseroan tercatat sebesar USD373,22 juta, utamanya karena kenaikan biaya royalti yang didorong kenaikan volume penjualan maupun harga jual rata-rata (ASP). Kemudian, biaya penambangan naik 51% menjadi USD65 juta dari sebeumnya USD43 juta, dikarenakan kenaikan pengupasan penutup dan volume produksi.

Selain itu, kenaikan volume secara secara tahunan juga mendorong kenaikan pada biaya pemrosesan batu bara sebesar 113% menjadi USD49 juta dari sebelumnya USD23 juta.

Serta, kenaikan sebesar 76% pada biaya pengiriman dan penanganan menjadi USD86 juta, dan kenaikan sebesar 162% pada biaya bahan bakar yang terjadi karena kenaikan volume maupun biaya bahan bakar.

Di samping itu, beban royalti kepada pemerintah sepanjang tahun 2022 lalu naik 146% menjadi USD152 juta dari sebelumnya USD62 juta, yang disebabkan oleh kenaikan pendapatan.

Biaya royalti meliputi 41% beban pokok pendapatan pada tahun 2022, sedangkan pada 2021 biaya royalti meliputi 28% beban pokok pendapatan.

Per Desember tahun lalu, total nilai aset ADMR tercatat tumbuh sebesar 33,23% menjadi USD1,28 miliar atau Rp19,63 triliun, dari posisi akhir tahun 2021 yang sebesar USD965,70 juta. Liabilitas perseroan tercatat sebesar USD717,31 juta dan ekuitas sebesar USD569,30 juta.

admin