BI Siap Terbitkan Mata Uang Digital

Last modified date

Beberapa negara tengah mengkaji penerbitan mata uang digital. Diantaranya, Inggris, China, Jepang, Uni Eropa termasuk Indonesia.

Bank Indonesia (BI) sebagai Bank Sentral, sedang mempersiapkan rencana pembuatan mata uang digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC).

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo

Seperti dikutip dari akun instagram resmi @bank_indonesia, Senin (31/5/2021), BI kini tengah merumuskan pembuatan mata uang digital, apabila nanti dibutuhkan. Yang mana dalam implementasinya harus disesuaikan dengan kondisi ekonomi dan konteks digitalisasi yang sedang didorong oleh Bank Indonesia.

Apa perbedaan rupiah digital yang sedang dirancang BI dengan uang yang sudah ada? 

BI menjelaskan, rupiah digital adalah uang digital yang diterbitkan bank sentral sehingga merupakan kewajiban bank sentral terhadap pemegangnya. Berbeda dengan uang elektronik yang merupakan instrumen pembayaran yang diterbitkan oleh pihak swasta atau industri dan menjadi kewajiban penerbit uang elektronik tersebut terhadap pemegangnya.

Nantinya rupiah digital merupakan sebuah representasi uang digital yang menjadi simbol kedaulatan negara atau sovereign currency yang diterbitkan oleh bank sentral dan menjadi bagian dari kewajiban moneter.

“CDBC rupiah berbentuk uang digital ini akan diterbitkan dan dikendalikan oleh bank sentral. Pasokannya bisa ditambahkan atau dikurangi oleh bank sentral untuk mencapai tujuan ekonomi,” tulis BI.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan penerbitan mata uang digital melalui tiga pertimbangan. Yakni sebagai alat instrument pembayaran yang sah di Indonesia, mendukung pelaksanaan kebijakan moneter,  makroprudensial dan sistem pembayaran, serta menghadirkan pilihan instrumen pembayaran berbasis teknologi.

BI juga akan melihat potensi dan manfaat mata uang digital meliputi desain, teknologi, beserta mitigasi risikonya.

Guna mendalami penerbitan mata uang digital,BI akan berkoordinasi dengan bank sentral lain, termasuk lewat forum internasional.

Menurut BI, rupiah digital juga perlu dibentengi firewall untuk menghindari serangan siber yang  bersifat preventif maupun resolusi.

“Nanti, desain dan sistem keamanan harus disiapkan betul sebelum akhirnya rupiah digital bisa digunakan masyarakat nantinya,” terang BI.

admin