5 Cara Menemukan Saham dengan Valuasi Murah dan Potensi Besar
Investasi saham bukan sekadar ikut-ikutan tren, tapi butuh strategi biar cuan maksimal. Salah satu cara terbaik adalah mencari saham dengan valuasi murah alias undervalued. Saham undervalued itu ibarat barang diskon di mal—harganya lebih rendah dari nilai aslinya. Nah, gimana cara nemuin saham yang harganya masih murah tapi punya potensi besar di masa depan? Simak 5 tips berikut!
1. Cek Price-to-Earnings Ratio (PER)
PER adalah salah satu indikator paling umum buat ngecek apakah saham itu murah atau mahal. Rumusnya: harga saham dibagi laba per saham (EPS).
- Kalau PER lebih rendah dibanding rata-rata industri, bisa jadi saham itu undervalued.
- Tapi jangan asal beli saham yang PER-nya rendah banget, cek juga kualitas perusahaannya.
Contoh: Kalau saham di sektor teknologi rata-rata punya PER 20x, tapi ada satu perusahaan dengan PER 10x dan fundamentalnya bagus, bisa jadi itu peluang emas!
2. Bandingin Price-to-Book Value (PBV)
PBV mengukur apakah harga saham lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai buku perusahaan. Rumusnya: harga saham dibagi nilai buku per saham.
- Kalau PBV < 1, artinya harga saham lebih murah dibanding asetnya.
- Tapi kalau PBV terlalu rendah, bisa jadi ada masalah di perusahaan. Jadi tetap harus analisis lebih dalam.
3. Perhatiin Dividend Yield
Kalau kamu tipe investor yang suka passive income, dividend yield bisa jadi acuan bagus. Dividend yield tinggi bisa jadi sinyal kalau harga saham masih undervalued.
- Rumusnya: dividen per saham dibagi harga saham.
- Semakin tinggi dividend yield, makin menarik untuk investor jangka panjang.
Tapi ingat, jangan cuma lihat dividen doang! Periksa juga stabilitas keuangan dan prospek bisnis perusahaan.
4. Analisis Free Cash Flow (FCF)
FCF alias arus kas bebas menunjukkan apakah perusahaan punya uang lebih setelah bayar semua kewajiban operasional.
- Kalau FCF positif dan stabil, berarti perusahaan punya keuangan yang sehat.
- Kalau FCF negatif terus, hati-hati! Bisa jadi perusahaan kesulitan bayar utang atau operasionalnya nggak efisien.
Saham dengan FCF tinggi biasanya lebih menarik karena artinya mereka punya dana buat ekspansi atau bagi dividen.
5. Cek Sentimen Pasar dan Berita Terkini
Kadang saham undervalued muncul karena sentimen negatif sesaat, bukan karena bisnisnya jelek. Misalnya:
- Perusahaan bagus tapi ada berita negatif sementara (misalnya CEO mundur).
- Industri lagi kurang menarik, tapi sebenarnya punya prospek jangka panjang.
Kalau kamu bisa menganalisis mana yang cuma noise dan mana yang benar-benar berpengaruh, ini bisa jadi peluang cuan besar!
Kesimpulan
Menemukan saham undervalued itu butuh kombinasi analisis angka dan pemahaman bisnis. Jangan cuma tergiur harga murah, tapi pastikan juga kualitas perusahaannya bagus!
Mau belajar lebih lanjut soal investasi saham? Mulai riset dari sekarang dan pastikan kamu punya strategi yang matang sebelum terjun ke pasar!