RAGAM JENIS BURSA DI INDONESIA

Last modified date

Di pasar Indonesia, terdapat beberapa jenis bursa yang menyediakan tempat untuk perdagangan berbagai instrumen keuangan. Berikut adalah beberapa jenis bursa yang ada di Indonesia:

  1. Bursa Efek Indonesia (BEI): Bursa Efek Indonesia adalah bursa efek utama di Indonesia, tempat terjadinya perdagangan saham perusahaan publik. BEI juga menyediakan platform untuk perdagangan surat utang, seperti obligasi dan sukuk, serta instrumen derivatif, seperti kontrak berjangka (futures) dan opsi (options).
  2. Indonesia Stock Exchange (IDX): Indonesia Stock Exchange adalah nama resmi yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah penggabungan antara Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada tahun 2007.
  3. Bursa Berjangka Jakarta (BBJ): Bursa Berjangka Jakarta adalah bursa yang menyediakan platform untuk perdagangan kontrak berjangka (futures) komoditas, seperti emas, minyak, dan berbagai komoditas lainnya, serta indeks saham.
  4. Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX): Indonesia Commodity and Derivatives Exchange adalah bursa berjangka yang khusus didedikasikan untuk perdagangan komoditas dan instrumen derivatifnya.
  5. Kliring Berjangka Indonesia (KBI): Kliring Berjangka Indonesia adalah lembaga kliring yang menyediakan layanan penyelesaian transaksi dan pengelolaan risiko untuk perdagangan kontrak berjangka di bursa berjangka Indonesia.
  6. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI): Kliring Penjaminan Efek Indonesia adalah lembaga kliring yang bertanggung jawab untuk penyelesaian dan penjaminan transaksi saham dan instrumen keuangan lainnya di Bursa Efek Indonesia.
  7. Bursa Efek Syariah Indonesia (BESyariah): Bursa Efek Syariah Indonesia adalah bursa yang khusus menyediakan platform untuk perdagangan saham-saham perusahaan yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam.

Itulah beberapa jenis bursa di pasar keuangan Indonesia yang masing-masing memiliki fokus dan peran khusus dalam menyediakan tempat untuk perdagangan instrumen keuangan.


Afditya Imam