Laba Bersih Vale Indonesioa (INCO) Tembus Rp 3 Triliun
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencetak laba bersih sebesar USD200,40 juta atau Rp3,04 triliun sepanjang 2022. Laba naik 20,87% dari tahun sebelumnya yang sebesar USD165,79 juta.
Sejalan dengan pertumbuhan laba bersih, angka pendapatan INCO juga naik sebesar 23,73% menjadi USD1,17 miliar atau Rp17,92 triliun. Adapun pada 2021 perseroan mencatatkan pendapatan sebesar USD953,17 juta.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, penjualan kepada VCL tercatat sebesar USD953,20 juta atau Rp14,48 triliun, serta penjualan kepada SMM tercatat sebesar USD226,24 juta atau Rp3,43 triliun.
CEO INCO Febriany Eddy mengatakan, peningkatan angka penjualan didorong oleh harga realisasi rata-rata yang lebih tinggi. Di mana, harga realisasi rata-rata pengiriman nikel dalam matte yakni sebesar USD19.348 per ton, lebih tinggi dari level 2021 sebesar USD14.309 per ton.
“Harga yang lebih tinggi ini tentunya membawa dampak positif bagi kinerja keuangan kami,” kata Febriany dalam keterangan resminya, Kamis (16/2/2023).
Dari sisi pengeluaran, beban pokok pendapatan INCO tercatat naik menjadi USD865,88 juta atau Rp13,15 triliun. Adapun beban usaha tercatat sebesar USD19,73 juta dan beban lainnya sebesar USD23,09 juta.
“Penyebab utama kenaikan beban pokok pendapatan adalah harga bahan bakar dan batu bara yang lebih tinggi,” imbuh Febriany.
Sementara itu, produksi INCO sepanjang tahun lalu tercatat sebesar 60.090 metrik ton nikel dalam matte. Angka itu lebih renda 8% dari produksi tahun 2021, utamanya disebabkan oleh adanya pelaksanaan proyek pembangunan kembali Tanur 4.
Febriany mengatakan, dengan selesainya proyek tersebut, perseroan optimistis dapat mencapai volume produksi yang lebih tinggi pada 2023 ini. Sementara disaat yang bersamaan, perseroan juga berupaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya operasi.
Dalam melakukan hal tersebut, INCO berkomitmen untuk tidak akan mengkompromikan nilai-nilai utama perseroan yakni, keselamatan jiwa merupakan hal terpenting dan menghargai kelestarian bumi serta komunitas.
“Terlepas dari produksi yang lebih rendah, saya sangat mengapresiasi kerja keras seluruh karyawan di perusahaan kami,” ujar dia.
Lebih lanjut, konsumsi high sulphur fuel oil (HSFO) perseroan pada 2022 meningkat bila dibandingkan dengan 2021, mengimbangi konsumsi batu bara yang lebih rendah.
Hal itu dikarenakan INCO telah memutuskan untuk menggunakan HSFO sebagai sumber energi operasional perseroan sejak September 2022, sebagai upaya menyikapi kenaikan harga batu bara yang cukup tajam.
Sementara itu, konsumsi diesel pada 2022 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2021. Dibandingkan dengan 2021, harga rata-rata HSFO, diesel maupun batu bara pada 2022 meningkat signifikan masing-masing sebesar 44%, 74% dan 136%. (idx)