BUMN Ungkap Penggunaan Dana IPO untuk Kembangkan Panas Bumi

Last modified date

Kementerian BUMN memastikan rencana pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) rampung pada Februari 2023.

Wakil Menteri BUMN II, Pahala Nugraha Mansury, mengatakan aksi korporasi PGE sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri BUMN Erick Thohir.

Terutama, mengumpulkan dana publik yang dialokasikan untuk pengembangan geothermal atau panas bumi sebagai bagian dari penerapan energi baru dan terbarukan (EBT).

“Diupayakan agar bisa melakukan pengembangan dari energi baru dan terbarukan, dan memang cerita mengenai IPO PGE inu diupayakan untuk bisa menambah kapasitas dari energi baru dan terbarukan di sektor listrik lebih signifikan,” kata dia, Kamis (16/2/2023).

Sebelumnya Erick Thohir meminta agar PGE meningkatkan bisnisnya di sektor panas bumi usai sahamnya dicatatkan di pasar modal.

Dia menilai dalam mengembangkan bisnis panas bumi, PGE perlu mencari dana tambahan melalui menghimpun dana publik di Bursa Efek Indonesia.

“Kita berupaya agar PGE bisa mendapatkan akses dana tambahan untuk pengembangan panas bumi, salah satunya dengan go public,” ujar Erick.

Erick mencatat potensi panas bumi bisa menyediakan listrik hingga mencapai 24 GW, sementara saat ini baru mencapai 2 GW saja.

Adapun terkait IPO, anak usaha PT Pertamina (Persero) itu sudah melakukan pendaftaran untuk bisa memfinalisasi perjanjian underwriting.

Usai seluruh proses dirampungkan, PGE segera melantai di Bursa Efek Indonesia pada tahun ini.

admin