Ngomongin Alat Ukur Kinerja IHSG: Biar Gak Salah Baca Gerak Pasar!

Last modified date

Buat lo yang baru nyemplung di dunia saham, pasti sering denger istilah IHSG alias Indeks Harga Saham Gabungan. Tapi tau gak sih, ada beberapa alat ukur yang bisa bantu lo mantau seberapa “sehat” atau kinclong kinerjanya IHSG? Gak cukup cuma lihat angka naik-turun doang, bro & sis!

Yuk, kita bahas alat-alat ukur kinerja IHSG yang wajib lo kenal biar trading lo makin cuan!


1. Return IHSG (Keuntungan atau Kerugian Total)

Ini yang paling basic. Cek berapa persen IHSG naik atau turun dari waktu ke waktu. Misalnya:

  • Tahun lalu IHSG ada di 6.500
  • Sekarang di 7.200
  • Berarti return-nya = (7200 – 6500) / 6500 = 10,7%

Return ini penting buat lihat tren jangka panjang. Kalau IHSG naik konsisten, berarti market secara umum on track.


2. Volatilitas IHSG (Seberapa Labil Pergerakannya)

IHSG bisa naik tinggi atau jeblok dalam waktu singkat? Nah, itu namanya volatilitas tinggi.
Semakin tinggi volatilitas, semakin banyak peluang tapi juga semakin riskan. Ini cocok dipantau buat lo yang main trading harian (day trader). Kalau buat lo yang lebih suka investor santuy, bisa lihat ini buat ngatur strategi jangka panjang.


3. Price-to-Earnings Ratio (PER) Rata-rata Pasar

PER ngasih gambaran apakah saham-saham di IHSG udah kemahalan atau masih diskon.
Contoh:

  • Kalau PER rata-rata IHSG = 25x, artinya orang rela bayar 25 kali dari laba per saham.
  • Kalau PER terlalu tinggi = saham bisa overvalued.
  • Kalau PER rendah = bisa jadi ada peluang saham murah.

4. Capital Inflow / Outflow Asing

Investor asing itu kayak paus di laut saham. Gerakan mereka bisa bikin IHSG goyang!
Kalau dana asing masuk banyak (capital inflow), biasanya IHSG ikut naik karena kepercayaan pasar lagi oke.
Sebaliknya, kalau duit asing keluar terus, siap-siap aja pasar koreksi.


5. Indeks Sektoral dan Konstituen IHSG

IHSG itu kumpulan dari ratusan saham, jadi lo juga perlu ngintip sektor mana yang lagi jadi driver utama. Misalnya:

  • Saham-saham perbankan atau energi yang mendominasi
  • Sektor teknologi lagi lesu atau malah booming

Biar lo gak salah ambil keputusan, jangan cuma liat IHSG secara umum, tapi bedah juga siapa yang lagi nyumbang kenaikan atau penurunan.


6. Volume Perdagangan Harian

Volume itu nunjukkin seberapa ramai pasar.
Kalau volume tinggi = banyak transaksi = pasar lagi aktif.
Kalau volume sepi = bisa jadi sinyal pasar lagi wait and see, atau minim sentimen.


Kesimpulan:

IHSG itu ibarat suhu tubuh pasar modal Indonesia. Tapi buat tau kondisi sebenarnya, lo butuh lebih dari sekadar lihat angkanya naik atau turun.
Gunakan alat-alat ukur di atas biar lo gak FOMO, gak panik, dan bisa ngatur strategi investasi kayak pro!

Ingat ya, pasar itu bukan tempat buat nebak-nebak. Tapi buat lo yang paham data & ngikutin indikator — peluang cuan pasti lebih besar!

Afditya Imam