Apa itu Resei dan Apa Penyebabnya? Ini Penjelasannya
Apa itu resesi sebenarnya dan mengapa banyak orang sangat khawatir bilamana resesi benar-benar terjadi? Mari kita kupas satu persatu mengenai resesi di uraian berikut.
Resesi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan dimana perputaran ekonomi suatu negara berubah menjadi lambat atau buruk. Perputaran ekonomi yang melambat ini bisa berlangsung cukup lama bahkan tahunan akibat dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) suatu negara menurun selama dua kartal dan berlangsung secara terus menerus.
PDB sendiri dapat diartikan sebagai aktivitas ekonomi suatu negara selama satu periode. Jadi, apabila suatu negara mengalami aktivitas ekonomi yang turun secara terus menerus selama dua periode, maka negara tersebut dapat dikatakan resesi.
Sedangkan National Bureau of Economic Research (NBER) yang terletak di Amerika Serikat, mengartikan resesi sebagai kondisi dimana negara mengalami penurunan aktivitas ekonomi secara signifikan dalam kurun waktu beberapa bulan dilihat dari PDB riil, penghasilan, tingkat pengangguran, produksi industri, penjualan grosir-ritel.
Ada beragam faktor yang memicu terjadinya resesi pada suatu negara. Faktor-faktor penyebab terjadinya resesi adalah sebagai berikut.
Inflasi
Inflasi adalah kondisi naiknya harga secara terus menerus, baik itu harga barang maupun jasa. Adanya kenaikan harga ini berimbas pada melemahnya daya beli masyarakat yang nantinya diikuti juga dengan penurunan produksi barang dan jasa.
Jika dibiarkan dalam waktu lama, hal ini akan mengakibatkan tingginya angka pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) secara masal, kemiskinan, dan terjadi resesi.
Deflasi Berlebihan
Seperti halnya inflasi, deflasi juga bisa membawa pengaruh yang buruk dan memicu terjadinya resesi. Deflasi adalah sebuah kondisi dimana harga barang dan jasa turun dari waktu ke waktu yang akhirnya berimbas pada upah yang dibayarkan mengalami penurunan.
Deflasi juga ditandai dengan adanya penundaan pembelian barang atau jasa sampai harga terendah. Hal ini tentunya sangat beresiko bagi pemilik usaha. Sebab, meskipun daya beli masyarakat kemungkinan akan naik, nyatanya pemilik usaha harus menekan biaya produksi yang berujung pada ruginya suatu bisnis.
Jika masyarakat atau unit bisnis berhenti untuk melakukan aktivitas ekonomi seperti membelanjakan uangnya, bukan tidak mungkin kondisi ekonomi yang ada akan rusak.
Gelembung Aset Pecah
Penyebab berikutnya resesi adalah pecahnya gelembung aset. Hal ini bisa terjadi saat investor mengambil langkah secara gegabah.
Misalnya, terjadi pembelian saham dan properti secara masif dengan anggapan harganya akan naik dengan cepat. Lalu, saat keadaan ekonomi tengah goyah, mereka akan beramai-ramai menjualnya yang mengakibatkan terjadinya panic selling dan berujung pada resesi akibat rusaknya pasar.
Guncangan Ekonomi yang Mendadak
Pemicu lain resesi adalah guncangan ekonomi secara mendadak. Hal ini ditandai dengan menurunnya daya beli yang disebabkan kesulitan finansial serta masalah serius lainnya seperti tumpukkan hutang.
Hutang yang menumpuk akan mempengaruhi membengkaknya bunga yang perlu dibayarkan dan berujung pada ketidakmampuan untuk melunasinya atau gagal bayar.
Perkembangan Teknologi
Resesi adalah kemerosotan ekonomi yang tidak hanya disebabkan dari aktivitas ekonomi itu sendiri. Perkembangan teknologi turut menjadi faktor adanya resesi.
Hal ini bisa terjadi karena adanya penurunan lapangan pekerjaan yang banyak digantikan oleh teknologi terkemuka seperti Artificial Intelligence (AI) dan robot. Alhasil, lapangan pekerjaan akan menurun drastis dan membuat angka pengangguran meningkat.
Ketidakseimbangan Antara Produksi dan Konsumsi
Ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi menjadi pemicu berikutnya. Barang dan jasa yang diproduksi secara berlebih dengan tingkat konsumsi atau daya beli yang menurun bisa membawa malapetaka bagi produsen.
Hal ini mendorong terjadinya impor secara besar-besaran, membengkaknya pengeluaran perusahaan, dan menipisnya laba perusahaan dalam negeri.
Pertumbuhan Ekonomi Mengalami Penurunan Selama Dua Kuartal Berturut-Turut
Salah satu indikasi resesi adalah adanya penurunan pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut yang dinilai dari melemahnya Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara.
Nilai Impor Lebih Besar dari Ekspor
Indikasi lain terjadinya resesi adalah nilai impor suatu negara lebih besar ketimbang ekspor. Hal Ini bisa memberikan efek terhadap defisitnya anggaran negara dan terjadinya penurunan pendapatan nasional.
Tingginya Tingkat Pengangguran
Tingginya angka pengangguran suatu negara bisa mengindikasikan negara tersebut mengalami resesi. Sebab, tenaga kerja memiliki peran penting dalam perputaran perekonomian suatu negara.
Apabila angka pengangguran meningkat secara terus menerus, hal ini akan mengakibatkan terjadinya tingkat kriminalitas yang ikut naik.
Secara garis besar, resesi adalah situasi yang muncul karena berbagai faktor. Misalnya krisis keuangan, salah mengambil keputusan perekonomian, adanya disrupsi rantai pasokan, disrupsi perdagangan eksternal, pecahnya gelembung ekonomi, sampai dengan faktor yang ada di luar kuasa manusia seperti bencana alam ataupun pandemi.