$1.000 Investasi Saham untuk Setiap Bayi Lahir 2025-2028
Pemerintahan Presiden Donald Trump menandatangani undang-undang baru yang merevolusi masa depan keuangan anak-anak Amerika pada 13 November 2025.
Diusulkan oleh Menteri Keuangan Scott Bessent, inisiatif bernama “American Baby Wealth Act” akan memberikan akun investasi senilai $1.000 kepada setiap anak yang lahir antara 1 Januari 2025 hingga 31 Desember 2028.
Uang tersebut akan langsung diinvestasikan di pasar saham AS, dengan tambahan $1.000 lagi bagi keluarga yang memiliki orang tua pekerja.
Presiden Trump, dalam pidato singkat di Gedung Putih, menyebut program ini sebagai “hadiah terbesar bagi generasi mendatang untuk membangun kekayaan Amerika dari ayunan bayi hingga Wall Street.”
Undang-undang ini, yang lolos Kongres dengan suara tipis di DPR dan Senat, diharapkan mulai berlaku Januari mendatang.
Total anggaran awal diperkirakan mencapai $50 miliar, didanai melalui pemotongan anggaran program sosial lainnya, meskipun detailnya masih menjadi perdebatan panas.
Inspirasi dari “Baby Bonds”, Tapi dengan Sentuhan Pasar Bebas
Ide ini bukanlah yang pertama kali muncul di arena politik AS.
Mirip dengan proposal “baby bonds” yang digaungkan oleh Senator Demokrat Cory Booker sejak 2018, program Bessent bertujuan menutup kesenjangan kekayaan antar-generasi.
Namun, perbedaan mencolok terletak pada instrumen investasinya: sementara versi Booker mengusulkan obligasi pemerintah atau tabungan berbunga tetap yang aman, akun Bessent akan dialokasikan ke indeks saham utama seperti S&P 500, dikelola oleh dana pensiun nasional.
“Baby bonds Demokrat itu seperti menabung di bawah bantal, aman tapi lambat. Kami ingin anak-anak Amerika belajar kekuatan kapitalisme sejak dini,” ujar Bessent dalam konferensi pers.
“Bayangkan: $1.000 hari ini bisa tumbuh menjadi $10.000 atau lebih saat mereka berusia 18 tahun, tergantung performa pasar. Ini bukan jaminan, tapi peluang yang layak diambil.”
Tambahan $1.000 untuk keluarga pekerja dihitung berdasarkan kontribusi pajak tahunan, dengan syarat minimal 1.000 jam kerja per tahun.
Pemerintah Trump memperkirakan program ini akan menjangkau sekitar 4 juta bayi setiap tahunnya, atau total 16 juta akun baru hingga akhir 2028.
Risiko Pasar dan Kritik Tajam
Meski ambisius, program ini langsung menuai kontroversi. Pendukung, terutama dari kalangan Republik dan komunitas bisnis, memuji inisiatif ini sebagai langkah inovatif untuk mendorong literasi keuangan dan partisipasi ekonomi jangka panjang.
“Ini akan membawa jutaan keluarga kecil ke pasar saham, menciptakan basis investor yang lebih luas dan stabil,” kata analis keuangan CNBC, Sarah Thompson. “Secara historis, S&P 500 memberikan return rata-rata 10% per tahun, ini bisa jadi tiket keluar dari kemiskinan bagi banyak orang.”
Namun, kritikus dari Partai Demokrat dan kelompok advokasi sosial menilai program ini berisiko tinggi dan tidak adil.
“Menginvestasikan uang pajak bayi di saham? Ini seperti judi dengan masa depan anak-anak miskin,” tegas Senator Booker dalam pernyataan resminya.
“Jika pasar crash seperti 2008, nilai akun itu bisa lenyap. Keluarga kaya yang sudah punya portofolio saham akan untung lebih besar, sementara yang miskin justru rugi.”
Kelompok seperti Center on Budget and Policy Priorities (CBPP) memperingatkan bahwa fluktuasi pasar bisa mengurangi nilai investasi hingga 50% dalam skenario terburuk, tanpa jaminan pemerintah.
Selain itu, ada tuduhan bahwa program ini merupakan “jebakan” untuk mengurangi ketergantungan pada Social Security di masa depan.
“Ini langkah terselubung untuk memprivatisasi keamanan sosial,” kata aktivis progresif Alexandria Ocasio-Cortez di media sosial X, yang memicu lebih dari 500.000 retweet dalam hitungan jam.
Dampak Ekonomi dan Langkah Selanjutnya
Ekonom memproyeksikan bahwa jika pasar tetap bullish seperti tren 2024-2025, program ini bisa menambah $200 miliar ke kekayaan nasional dalam satu dekade. Namun, di tengah ketidakpastian global, termasuk inflasi pasca-pandemi dan ketegangan perdagangan dengan China, para ahli menyarankan diversifikasi lebih lanjut.
Departemen Keuangan akan meluncurkan portal online bulan depan untuk orang tua mendaftarkan akun anak mereka, dengan opsi penarikan pertama kali saat usia 18 tahun untuk pendidikan atau pembelian rumah.
Sementara itu, jajak pendapat awal Gallup menunjukkan dukungan publik terbelah: 52% setuju, 41% menolak, dan 7% belum tahu.
