Cara Cuan Banyak dari Investasi

Last modified date

Iklim investasi di Indonesia pada 2022 atau tahun macan air dipercaya akan memasuki fase yang cukup menguntungkan bagi setiap investor.

Angin segar dalam dunia investasi tersebut diyakini datang setelah adanya pemulihan ekonomi yang diusung pemerintah pascapandemi. Walau kondisi perekonomian makin membaik, langkah berinvestasi tidak boleh dimulai sembarangan.

Dibutuhkan edukasi dan pengetahuan yang cukup agar setidaknya memahami bagaimana cara kerja investasi dan menghindari risiko kerugian serta mengoptimalkan keuntungannya.

Oleh karena itu, bagi Anda yang ingin mulai berinvestasi di tahun macan air ini, simak tips berikut ini:

Sebelum mulai menanam dana di produk investasi pilihan, sebaiknya pahami dulu profil risiko yang Anda miliki.

Profil risiko sendiri bisa diartikan sebagai ukuran terkait seberapa kuat investor dalam menoleransi risiko kerugian pada aktivitas investasi.

Umumnya, terdapat tiga jenis profil risiko yang dimiliki oleh setiap investor.

Pertama adalah tipe konservatif yaitu jenis investor yang memiliki profil risiko rendah. Jenis investor ini identik dengan instrumen investasi yang memiliki risiko kecil dan imbal hasil yang stabil.

Oleh karena itu, rekomendasi produk investasi untuk jenis investor ini adalah layanan reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap yang memiliki risiko sangat rendah, dan biasanya dipilih untuk memenuhi tujuan finansial jangka pendek atau di bawah 1 tahun.

Sementara untuk jenis yang kedua adalah investor dengan profil risiko moderat. Pada investor jenis ini, fluktuasi pasar modal yang tidak stabil masih bisa ditangani dengan kepala dingin.

Namun, karena mempunyai tujuan finansial jangka menengah atau antara 1 sampai 3 tahun saja, investor dengan profil risiko menengah masih ragu untuk berinvest asi di instrumen yang memiliki risiko tinggi. Beberapa produk investasi yang cocok pada pemilik profil risiko ini adalah obligasi dan reksa dana campuran.

Jenis yang terakhir adalah profil risiko yang agresif, yaitu investor yang siap menghadapi risiko fluktuasi pasar modal atau nilai investasi yang ekstrem sekalipun.

Alasannya karena jangka waktu investasinya panjang atau lebih dari 5 tahun.

Walaupun risikonya terbilang tinggi, potensi imbal hasil yang bisa didapatkan juga menggiurkan. Salah satu contoh instrumen investasi yang cocok dipilih oleh investor agresif adalah saham.

Berinvestasi dengan Uang Dingin Hal yang tidak boleh dilewatkan adalah selalu berinvestasi menggunakan uang dingin.

Bagaimana maksudnya? Uang dingin adalah jenis uang yang sejatinya tidak akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendesak di waktu dekat.

Dalam kata lain, uang dingin adalah dana yang memang telah disisihkan untuk berinvestasi dan dialokasikan dari pendapatan.

Tidak hanya itu, pastikan untuk memenuhi pos keuangan lain yang lebih penting sebelum berinvestasi seperti kebutuhan pokok dan melunasi utang.

Oleh karena itu, memiliki manajemen risiko yang tepat saat berinvestasi perlu dipahami oleh setiap investor.

Salah satu cara paling simpel untuk melakukannya adalah dengan mendiversifikasi modal investasi ke beberapa instrumen sekaligus.

Dengan begitu, saat salah satu produk investasi sedang menurun, nilai produk yang lain masih mampu mengangkat nilai portofolio investasi.

Selalu Iringi Keputusan Investasi dengan Pertimbangan dan Riset yang Jelas

Berinvestasi saat ini merupakan layanan keuangan yang bisa dijangkau oleh masyarakat dari kalangan manapun dengan banyaknya kanal berbasis online maupun offline.

Selain itu, semenjak kemunculan reksa dana, investasi juga bisa dilakukan dengan nominal dana mulai 10 ribu saja.

Terpenting, selalu mengiringi keputusan berinvestasi dengan pertimbangan dan riset yang jelas untuk meminimalkan risikonya dan mengoptimalkan potensi keuntungannya.

Afditya Imam