4 Proyek Migas Terbesar RI, Ada Blok Masela
Mengutip dari laporan harian Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) pada 22 September 2022, Indonesia tercatat masih memiliki 70 potensi cekungan yang belum dieksplorasi untuk ditawarkan kepada investor.
Di samping itu, pemerintah juga akan mengakselerasi aktivitas eksplorasi 5 wilayah kerja di Indonesia Timur. Kelima wilayah tersebut antara lain ialah Buton, Timor, Seram, Aru-Arafura, serta West Papua Onshore.
Di sisi lain, pemerintah sedang menggarap 4 proyek migas besar di tanah air. Proyek ini diharapkan mampu meningkatkan produksi migas hingga 65.000 Barrel of Oil per Day (BOPD) dan 3.484 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD).
Keempat proyek ini memiliki total investasi lebih dari 37,21 miliar dolar AS, bila dikonversi nilainya setara dengan Rp558 triliun menggunakan kurs 1 dolar AS sama dengan Rp15.000.
Apa sajakah keempat proyek tersebut dan berapa nilai investasi yang ditorehkan masing-masing proyek?
Tangguh Train-3
Proyek Tangguh Train-3 mencatatkan nilai investasi terbesar dibandingkan ketiga proyek lainnya. Adapun ESDM menerangkan bahwa nilai investasi proyek ini mencapai 8,9 miliar dolar atau setara Rp133,5 triliun.
Lokasi proyek Tangguh Train-3 terletak di Teluk Bintuni, Papua Barat. Proyek pembangunan kilang gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) diperkirakan akan rampung pada Maret 2023 mendatang.
“Kami optimis pembangunan Train 3 akan selesai pada waktunya. Proses pembangunan Train 3 sudah bagus, sudah mencapai 90% lebih,” ujar Tutuka Ariadji, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (22/9/2022).
Adapun proyek yang dijalankan BP ini memiliki potensi produksi hingga 700 MMSCFD dan 3.000 BCPD.
Indonesia Deepwater Development
Berikutnya, Indonesia Deepwater Development (IDD) mencetak nilai investasi proyek sebesar 6,98 miliar dolar AS atau setara Rp104,7 triliun. Proyek ini sendiri direncanakan akan on stream pada kuartal keempat (Q4) tahun 2025 mendatang.
IDD merupakan proyek laut dalam yang dikembangkan oleh Chevron Indonesia Company (Cico) mencakup 2 area di Gendalo dan Gehem, Kutai Basin, Kalimantan Timur. Adapun potensi produksi migas dari proyek ini diperkirakan mencapai 844 MMSCFD untuk gas alam serta 27.000 BOPD untuk minyak bumi.
Blok Masela
Nilai investasi yang dicatatkan oleh proyek Blok Masela terhitung sebesar 19,8 miliar dolar AS atau sebesar Rp29,7 triliun. Proyek Blok Masela merupakan proyek pembangunan gas alam cair atau LNG yang berlokasi di Kabupaten Tanimbar, Maluku.
LNG Abadi Masela ditargetkan dapat beroperasi pada kuartal kedua (Q2) tahun 2027. Blok Masela menyimpan 9,5 million ton per annum (MTPA) yang terdiri dari 1.600 MMSCFD, 150 MMSCFD, serta 35.000 BCPD.
Pemerintah saat ini tengah mendorong konsorsium baru untuk mengambil 35 persen hak partisipasi proyek Kilang Gas Alam Cair (LNG) Abadi Blok Masela yang ingin dilepas oleh Shell sejak 2 tahun lalu. Rencananya, akan ada 2 hingga 3 perusahaan patungan yang akan mengambil alih hak partisipasi Shell di Blok Masela.
Jambaran Tiung Biru
Proyek besar terakhir yang sedang digarap pemerintah yakni proyek Jambaran Tiung Biru. Dijalankan oleh PT Pertamina, nilai investasi proyek Jambaran Tiung Biru terhitung sebesar 1,53 miliar dolar AS atau senilai Rp22,9 triliun.
Berlokasi di Cepu, Jawa Timur, proyek Jambaran Tiung Biru diperkirakan akan on stream dalam waktu dekat tahun 2022 ini. Adapun Jambaran Tiung Biru menyimpan potensi sejumlah 190 MMSCFD gas bumi.
Gas yang dihasilkan dari Jambaran Tiung Biru akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri di wilayah Jawa Timur serta Jawa Tengah.
“Realisasi proyek ini tinggal selangkah lagi. Commissioning dan gas in menjadi bukti peralatan dan instalasi plant terintegrasi dengan baik,” tutur Arifin Tasrif, Menteri ESDM pada Jumat (29/7/2022) sebagaimana dikutip dari situs Kementerian ESDM.