Fungsi Kwitansi dalam Transaksi Keuangan

Last modified date

Mengenai transaksi keuangan, mungkin sejak kecil kita sudah biasa melakukannya. Seperti ketika kita membeli jajan. Namun, kenyataannya tidak semua transaksi semudah dan seringkas tersebut.

Ada kalanya, kita harus menyertakan suatu dokumen pembayaran sebagai bukti bahwa transaksi tersebut telah kita lakukan dengan sah, salah satu dokumen tersebut ialah kwitansi.

Dalam kwitansi ini biasanya berisi pernyataan bahwa para pembeli atau penyewa telah menyerahkan sejumlah uang kepada penjual. Dengan sah maksudnya adalah bahwa transaksi tersebut telah disepakati oleh kedua belah pihak.

Kwitansi biasanya dibuat untuk pembayaran yang lebih formal. Ada kwitansi yang hanya memerlukan tanda tangan penerima dan pihak yang membayar uang.

Ada juga yang harus membubuhkan materai. Kwitansi yang menambahkan tanda tangan di atas materai biasanya merupakan kwitansi untuk transaksi dengan nominal besar.

Ciri-ciri Kwitansi

Nah, apakah selama ini kwitansi yang Anda terima sesuai standar? Berikut ciri-ciri kwitansi yang perlu diperhatikan.

  • Kwitansi memiliki dua bagian, yaitu sub bagian dan sisi utama kwitansi. Sub bagian merupakan bagian kwitansi di sebelah kiri. Biasanya bagian ini kecil dan nantinya akan dipegang oleh penerima uang. Sedangkan pihak yang membayar akan mendapatkan sisi utama.
  • Jika tidak memiliki kwitansi yang memiliki dua bagian seperti poin nomor satu di atas, kamu bisa membuatnya rangkap dua atas bawah. Bagian asli atau lembar bagian atas merupakan hak pembayar, sedangkan penerima uang akan mendapatkan sisi bawah.
  • Informasi pada kwitansi harus detail meliputi nomor transaksi, nama lengkap pembayar, jumlah uang yang dibayarkan, tanda tangan pembayar dan penerima, nama lengkap penerima yang ditulis di bawah tanda tangannya, serta tanggal dan lokasi transaksi.
  • Adanya kop. Perusahaan, instansi atau lembaga besar sebaiknya membuat kwitansinya sendiri. Kwitansi tersebut menyertakan kop identitas perusahaan.

Afditya Imam