Apa Itu Portofolio Investasi? Simak Di Sini Guys

Last modified date

Istilah portofolio investasi merupakan hal asing bagi sebagian orang, berbeda dengan para investor yang kerap mendengar istilah itu, Portofolio investasi merupakan salah satu hal pertimbangan guna menilai instrumen investasi yang kamu miliki. Isinya berupa kumpulan saham, obligasi, reksa dana, serta instrumen keuangan lainnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Investasi merupakan penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Lalu apa itu portofolio investasi?

Portofolio investasi adalah sekumpulan aset investasi yang dimiliki baik oleh perorangan, institusi, lembaga keuangan, perusahaan, ataupun manajer investasi.

The top 5 reef-safe sunscreens for 2022
Jenis portofolio investasi memiliki 2 macam, yakni portofolio dengan berbagai macam produk investasi dan portofolio hanya dengan 1 macam investasi. Bentuk dari portofolio ini juga beragam, seperti properti, saham, obligasi, reksa dana, maupun instrumen investasi lainnya.

Adapun aset yang tersimpan bisa berupa karya seni, perhiasan, real estate, atau penanaman modal yang bisa jadi menguntungkan di masa depan.

Dalam portofolionya, seorang investor dapat melakukan diversifikasi pada produk investasi untuk menghasilkan return maksimal dan risiko yang minimal. Pada dasarnya investasi yang beragam bisa meminimalisir kerugian.

Risiko yang ditanggung dalam sebuah investasi akan berkurang karena semua uang tidak dimasukkan ke dalam salah satu investasi saja.

portofolio investasi sendiri bertujuan agar investor memiliki kesempatan untuk melakukan diversifikasi sehingga resiko mengalami kerugian semakin kecil.

Pasalnya, kamu mampu membuat portofolio di dalam portofolio investasi yang kamu miliki. Jadi, kamu bisa memiliki beberapa jenis saham dalam satu portofolio investasi.

Dengan demikian, Hal yang harus kamu ketahui bahwa diversifikasi aset merupakan strategi untuk meracik portofolio sehingga kamu bisa menempatkan berbagai sektor dan saham yang tepat dan berimbang.

Sebagai contoh, jika kamu seorang investor, kamu bisa membeli saham dari sektor perbankan. Kemudian, kamu juga bisa membeli saham lain dari sektor konsumer secara bersamaan.

Hal ini guna memastikan, jika saham kamu pada satu sektor menurun maka saham lain tetap stabil.

Afditya Imam